Instalasi listrik rumah merupakan suatu instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan sumber listrik PLN ke setiap peralatan elektronik yang ada di dalam rumah tersebut.
Instalasi listrik rumah tangga ini harus dijamin keselamatannya dari hubung singkat / korsleting dan beban yang dapat menyebabkan kebakaran rumah. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan instalasi listrik rumah tangga.
Oleh karena itu berikut adalah panduan instalasi listrik rumah , sebagai berikut :
1. Buatlah Denah Instalasi Listrik Rumah
Denah Instalasi listrik rumah tangga merupakan suatu denah rumah yang berisi rangkaian listrik dimana menggambarkan sambungan kabel dan aliran arus listrik dari Sumber PLN sampai ke semua peralatan elektronik yang ada di rumah tsb.
Contoh Denah Instalasi Rumah
Gambar diatas merupakan salah satu contoh denah instalasi rumah tangga dengan menggunakan diagram satu garis (Singgle Line Diagram). Pada denah instalasi diatas menjelaskan tentang sambungan kabel dari sumber PLN kemudian ke KWH meter dan MCB utama, kemudian ke MCB cabang, selanjutnya ke semua peralatan listrik.
Bisa dilihat pada denah instalasi di atas bahwa hanya terdapat gambar :
- APP (Alat pengukur dan Pembatas) yaitu KWH meter + MCB
- Lampu
- Saklar
- Stop kontak
Peralatan listrik seperti kulkas, oven, Televisi dan lain lain tidak digambar karena semua peralatan tsb akan dihubungkan ke stop kontak. Untuk itu penempatan stop kontak pada suatu instalasi rumah tinggal juga harus diperhatikan agar tidak terlalu jauh dari peralatan listrik.
Kemudian untuk pemasangan saklar sendiri juga harus memperhatikan kenyamanan dari si pengguna. Biasanya saklar ini diletakkan di tempat yang mudah untuk dijangkau.
2. Perhatikan Pembagian Beban Listrik
Pada pengelompokan beban listrik pada suatu rumah biasanya teknisi menggunakan diagram PHB (Panel Hubung Bagi). Diagram PHB ini merupakan suatu diagram yang menjelaskan pembagian jalur kabel pada beban listrik berdasarkan faktor tertentu seperti pada rumah bertingkat atau rumah yang sangat luas sehingga beban perlu dibagi.
Bisa dilihat pada gambar bahwa Diagram PHB ini menjelaskan tentang :
- Rating MCB Utama dan MCB Cabang yang dipakai,
- Ukuran kabel yang dipakai,
- Jenis kabel yang dipakai,
- Berapa sambungan kabel yang dipakai,
- dan Berapa kelompok beban
Penjelasan Gambar :
- Bisa dilihat pada gambar bahwa rating MCB pusat adalah 10 Ampere. Rating MCB pusat ini merupakan MCB yang terdapat pada KWH-Meter PLN sehingga tidak dapat diganti maupun diubah
- Bisa dilihat pada gambar bahwa aliran listrik dibagi menjadi dua kelompok beban. Masing-masing dari kelompok beban ini juga dipasang satu MCB sebagai proteksi. Rating pada MCB cabang ini yaitu 6 A dan 2 A.
- Kemudian kabel yang dipakai adalah kabel NYM yaitu kabel berisolasi PVC, berinti tembaga dan bunya lebih dari satu inti kabel. Kabel NYM ini merupakan kabel yang paling umum digunakan pada suatu instalasi listrik rumah tinggal.
- Kemudian ukuran dari kabel listrik tsb adalah 1,5 mm2. Ukuran kabel ini mempengaruhi dari KHA (Kuat Hantar Arus) dari suatu kabel. Oleh karena itu dalam pemilihan kabel juga disesuaikan dengan arus maksimal yang akan mengalir ke kabel tsb.
3. Perhatikan Pemilihan MCB yang Akan Digunakan
MCB (Miniature Circuit Breaker) merupakan komponen yang sangat penting pada instalasi rumah. MCB ini digunakan sebagai pemutus rangkaian ketika terjadi korsleting listrik.
Gambar diatas merupakan penampakan dari MCB atau Miniature Circuit Breaker. Untuk menentukan berapa kapasitas arus (ampere) MCB yang akan digunakan, kita harus melihat berapa kapasitas daya (watt) yang terpakai pada rumah tersebut.
Misalkan ketika semua peralatan listrik di dalam rumah menyala, konsumsi daya-nya adalah 900 Watt, kemudian kita hanya menggunakan MCB 2 Ampere untuk rumah tersebut. Apa yang akan terjadi ? pasti rumah tersebut akan terus padam karena MCB yang terlalu kecil yaitu 2 Ampere. Kapasitas arus yang mengalir pada daya 900 Watt pasti mencapai sekitar 4 ampere. Tentu hal tersebut akan sangat membahayakan dan dapat terjadi kebakaran apabila MCB sampai rusak dan tidak dapat memutus arus listrik meskipun terjadi Beban Berlebih / Overload.
Maka dari itu, untuk menghindari kejadian tersebut kita juga harus menyesuaikan kapasitas ampere MCB dengan kapasitas daya di rumah.
Berikut adalah daftar ampere MCB yang tersedia di pasaran :
4. Perhatikan Penggunaan Kabel Listrik Sesuai SNI
Pemilihan kabel listrik ini sangat penting untuk instalasi listrik rumah dikarenakan apabila kapasitas arus terlalu besar dan melebihi kemampuan kabel listrik, maka kabel bisa terbakar. Untuk itu kita perlu melihat KHA (Kemampuan Hantar Arus) pada spesifikasi kabel listrik.
Gambar diatas merupakan contoh daftar KHA (Kemampuan Hantar Arus) kabel listrik. KHA kabel ini berbeda - beda tergantung dari jenis kabel itu sendiri dan diameter kabel. Kabel listrik sendiri terdiri dari beberapa jenis tergantung dari penggunaannya. Ada kabel yang khusus digunakan untuk grounding, ada kabel untuk instalasi listrik Outdoor / luar ruangan dan lain lain. Untuk itu pastikan ketika melakukan instalasi listrik rumah tidak melakukan kesalahan saat pemilihan kabel.
5. Perhatikan Grounding Pada Instalasi Listrik Rumah
Grounding merupakan suatu sistem pada instalasi listrik rumah dan gendung yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke bumi / tanah ketika terjadi kelebihan arus seperti ketika terjadi sambaran petir atau terjadi korsleting listrik.
Gambar diatas merupakan contoh dari sistem grounding pada suatu instalasi listrik rumah. Grounding ini mempunyai ketentuan dimana hambatan tanah (ohm) yang dipakai sebagai grounding harus kurang dari 5 ohm.
Hal tersebut dikarenakan salah satu karakteristik listrik adalah akan mengalir ke suatu konduktor yang hambatannya sangat kecil. Maka dari itu untuk membuat arus tersebut hanya mengalir ke tanah dan tidak ke peralatan listrik, maka resistansi / hambatan listrik pada tanah yang digunakan untuk grounding tersebut harus sangat kecil dimana maksimal 5 ohm.
6. Perhatikan Daya Listrik PLN yang akan dipakai Setiap Bulan
Untuk menentukan daya listrik PLN (VA) yang akan dipakai setiap bulan, kita harus menghitung semua daya peralatan listrik yang akan dipakai. Misalkan pada suatu rumah total daya dari semua peralatan listrik yang ada di rumah tersebut sejumlah 1.156 Wat seperti gambar dibawah ini.
Dari penjumlahan semua daya peralatan listrik di rumah tersebut kemudian kita bisa mengkonversi-nya menjadi daya semu (VA) untuk mengetahui kebutuhan listrik PLN.
Maka :
Daya Aktif = Daya Semu x Cos q
1.156 Watt = Daya Semu x 0,8
Daya semu = 1445 VA / Volt Ampere
Maka ketika semua peralatan listrik pada rumah tsb dinyalakan maka membutuhkan supply daya PLN sebesar 1445 VA. Kemudian kita bisa melihat daftar listik PLN yang tersedia.
Berdasarkan tabel tersebut, kita bisa berlangganan listrik PLN 2.200 VA perbulannya. Apabila kita menggunakan daya 1.300 VA maka ketika semua peralatan listrik menyala, maka listrik akan padam karena sudah dibatasi oleh MCB yang dipasang oleh PLN pada KWH Meter.
7. Gunakan Komponen Yang Berkualitas dan sesuai SNI
Pastikan menggunakan komponen instalasi listrik yang berkualitas dan sesuai SNI seperti penggunaan fitting lampu, stop kontak dan saklar. Misalkan pada fitting lampu, pastikan fitting lampu tidak mengalirkan arus listrik karena akan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan korsleting.
Atau contoh lainnya yaitu stop kontak yang mengalami kebocoran isolasi. Jadi terdapat arus listrik yang mengalir ke bagian luar stop kontak dan itu sangat berbahaya sekali karena dapat membuat orang yang memegang tersetrum arus listrik bahkan bisa menyebabkan kebakaran apabila memicu percikan api.
Contoh selanjutnya yaitu fitting lampu yang tidak kokoh dan cenderung rapuh juga sangat berbahaya karena apabila fitting lampu tersebut jatuh maka akan dapat melukai orang yang lewat.
8. Pastikan penempatan komponen instalasi listrik sesuai dengan pedoman PUIL
PUIL (Panduan Umum Instalasi Listrik) merupakan sebuah buku pedoman / acuan bagi seorang instalatir untuk melakukan perencanaan dalam instalasi listrik. Buku ini diterbitkan oleh Badan Standariasasi Nasional.
Contoh aturan dasar pada instalasi listrik adalah penempatan saklar yang harus mudah dijangkau dan dekat dari pintu rumah. Atau penempatan stop kontak yang tidak boleh kurang dari 1,5 meter agar menghindari dari tidak sengaja tersentuk dan gampang terlihat mata.
9. Cek Instalasi Listrik Rumah Secara Berkala
Maintance atau perawatan instalasi listrik tentu sangat penting untuk menjaga agar instalasi pada rumah tersebut tetap aman. Pada instalasi rumah yang di cek biasanya adalah kabel kabel listrik apakah masih aman atau komponen lain seperti fitting lampu apakah masih kokoh dan tidak perlu diganti.
Atau bisa saja pengecekan MCB apakah masih bekerja dengan optimal sehingga ketika terjadi korsleting listrik, MCB bisa langsung memutus arus listrik di rumah tersebut.
Terimakasih atas ilmunya.... sangat membantu
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung
Hapuswow thanks sir...
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung
HapusSumpah makasi bangett buat admin ngerasa ke bantu bangettt sekali lagi makasi
BalasHapusSama - sama...
Hapusterimakasih sudah berkunjung...
terimakasih share ilmunya
BalasHapussama - sama....
HapusVery good 👍👍
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung....
Hapusterimakasih sangat mk embantu pengetahuan saya yang baru belajar ttg listrik
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung....
HapusTerima kasih, sangat membantu bagi kami yang awam tentang instalasi listrik
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung....
HapusTerima Kasih atas ilmu yg sangat bermanfaat, adakah instalasi panel listrik yg sederhana agar dapay mempelajari nya,
BalasHapusTerima Kasih
agus.prans@gmail.com
di blog ini banyak instalasi listrik sederhana yang kami tulis.... hehehe...
Hapussilahkan cari sendiri saja.....
Terimakasih sudah berkunjung........
Dangat membantu
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung...
Hapus